Ada beberapa hal menarik yang saya alami hari ini. Pagi-pagi menuju kota, mengenang perjalanan jaman kuliah dulu. Rute yang sama namun dengan banyak perubahan, Jogja telah banyak berbenah. Semakin banyak berdiri hotel-hotel menandakan angka occupancy yang semakin meningkat. Memasuki area kampus pun sangat kental nuansa perubahan. Dulu UGM yang terbuka kini tersekat-sekat oleh KIK (*Kartu Indentitas Kendaraan?), bagi saya sedikit ribet, tapi tentunya ada maksud baik dibalik kebijakan-kebijakan itu. Jam 8 tepat memasuki area parkir gedung pusat, bergegas menuju gedung Gra Sabha Pramana (GSP) dimana ibu Fica menunggu. Ya beliau adalah perwakilan dari KAGAMA yang menghubungi saya untuk pembekalan wisudawan periode Mei 2012 Universitas Gadjah Mada.
Memasuki gedung lantai dua ada kenangan tersendiri. Kursi-kursi tertata rapih dengan begitu banyaknya para calon wisudawan (*jika sesuai undangan ada sekitar 1500-an mahasiswa). Akupun pernah seperti mereka, tersenyum membayangkan besok akan resmi menyandang gelar sarjana.
Suasana 30 menit sebelum pembekalan
“Sugeng rawuh, mas Aree” sapa Bu Fica ramah sambil mempersilahkan saya duduk di sayap timur gedung. “Acara dimulai 30 menit lagi“, sambung beliau. Obrolan hangat pun mengalir. Beliau begitu excited dengan penjelasan saya tentang obat tradisonal Indonesia dan perkembangannya. Waktu pun berlalu dengan cepat hingga sang master of ceremony datang menghampiri. “Mas Aree, nanti akan ditemani oleh wakil rektor bidang kemahasiswaan nggih. Sekarang saya persilahkan menuju panggung“, ujar beliau.
Dihadapan mahasiswa saya tak berbicara banyak. Seperti biasa mengisi seminar-seminar atau kuliah tamu, saya lebih senang untuk berdiskusi. Hanya sekilas perjalanan sewaktu bertitel mahasiswa hingga saat saya memutuskan untuk fokus didunia usaha. Diskusi berlangsung hangat, pertanyaan demi pertanyaan mengalir deras diselingi canda khas saya. Salut dengan semangat mereka, bahkan yang duduk di pojok belakang pun rela berlari-lari menuju kedepan untuk mengajukan pertanyaan. Hingga satu pertanyaan yang sedikit membuatku tersentak. Continue reading →