Tag Archives: Chang’an

Kaya harus “siap” kaya

Masih dalam episode silaturahim lebaran. H+3 kemaren diajak salah satu sahabat pengusaha muda untuk makan siang. Ya sekaligus silaturahim dan maaf-maafan. Meluncur berdua ke arah utara Jogja mencoba kuliner baru khas menu sambal. Berhubung lama tak bertemu, begitu banyak yang di ceritakan. Dari bisnis, aktivitas selama Ramadhan, hingga success story kawan-kawan.

Siapa yang ga senang mendengar cerita kawan-kawan yang telah sukses. Omzet yang nembus nilai sekian sekian..beli rumah…bangun tanah dan bla bla bla… Wait?! Benarkah senang mendengarnya? Ternyata ga selalu lho… Success story bisa menjadi pisau bermata dua. Dapat  menjadi inspirasi jika diceritakan secara tepat kepada orang yang tepat dan oleh orang yang tepat. Namun akan justru menyakiti hati dan membuat orang lain iri / dengki jika di sampaikan secara kurang tepat.

Singkat cerita, Continue reading

Berfikir, Berbicara, dan Bertindak

Suasana desa di Bantul

Bagi sebagian orang, bertahan atau menetap di kampung halaman bukan merupakan pilihan. Dari alasan tak ada peluang, tak ada yang dikerjakan, atau bilang “kamu ga akan berkembang” menjadi kata-kata yang akrab di telinga. Tapi taukah kawan, di Bantul ku ini, di “Jogja coret” istilah yang terdengar mengesampingkan Bantul bukan bagian dari Yogyakarta, ternyata menyimpan banyak mutiara yang terpendam (ciee…asik bahasanya bak peribahasa…. ^^)

Jangan bilang di Bantul tak ada peluang, jangan bilang di Bantul tak ada yang bisa di kerjakan, apalagi sampe bilang “kamu ga akan berkembang“! Apa pasal? Continue reading