Okeh, rupanya penampilan yang masih tampak ndeso menjadikan saya prioritas ke sekian untuk check in di hotel tempat kami menginap. Padahal kawan-kawan mengajak hang out keluar cari makan malam. Silahkan duduk mas…ditunggu dulu, sapa front office mencoba ramah. Setelah saya duduk malah datang 3 tamu lagi dan segera dilayani. Hadoh mbak….saya cuman mau check-in. Apasih susahnya, tinggal liat KTP plus kasih kunci ke saya…habis itu ngeloyor pergi dah.
Hm memang ujian kesabaran bagi saya. Entah mengapa setiap masuk hotel manapun di Jakarta selalau bermasalah. Dari Jogja saya hanya memakai celana 3/4, kaos oblong, tas ransel besar dan sandal jepit. Haduuhhhh…udik banget dah. Check-in di Shantika Premier kemudian sholat jamaah di mushola. Lah! Lepas sholat sandal saya hilang….aaaaaaaa…. di hotel pula! Kali kedua saya turun dari taxi di Hotel Athele Senayan. Seperti biasa saya pakai dresscode celana 3/4, kaos oblong, tas ransel dan tak lupa, sandal jepit. Kaki menjulur ke bawah hendak melangkah sudah disapa ramah bellboy hotel. Masnya dari kampung ya? Kok pake sandal “DAIMATU” yang notabene memang terkenal di lingkungan saya tinggal. Aaa…… T.T Continue reading