Tag Archives: Kali

Cerita Kemang 2

Serius mengerjakan Impact Model Canvas

Serius mengerjakan Impact Model Canvas

Okeh, rupanya penampilan yang masih tampak ndeso menjadikan saya prioritas ke sekian untuk check in di hotel tempat kami menginap. Padahal kawan-kawan mengajak hang out keluar cari makan malam. Silahkan duduk mas…ditunggu dulu, sapa front office mencoba ramah. Setelah saya duduk malah datang 3 tamu lagi dan segera dilayani. Hadoh mbak….saya cuman mau check-in. Apasih susahnya, tinggal liat KTP plus kasih kunci ke saya…habis itu ngeloyor pergi dah.

Hm memang ujian kesabaran bagi saya. Entah mengapa setiap masuk hotel manapun di Jakarta selalau bermasalah. Dari Jogja saya hanya memakai celana 3/4, kaos oblong, tas ransel besar dan sandal jepit. Haduuhhhh…udik banget dah. Check-in di Shantika Premier kemudian sholat jamaah di mushola. Lah! Lepas sholat sandal saya hilang….aaaaaaaa…. di hotel pula! Kali kedua saya turun dari taxi di Hotel Athele Senayan. Seperti biasa saya pakai dresscode celana 3/4, kaos oblong, tas ransel dan tak lupa, sandal jepit. Kaki menjulur ke bawah hendak melangkah sudah disapa ramah bellboy hotel. Masnya dari kampung ya? Kok pake sandal “DAIMATU” yang notabene memang terkenal di lingkungan saya tinggal. Aaa…… T.T Continue reading

Sate Klathak

sate klathak

sate klathak

Sepulang dari Jakarta beberapa waktu lalu saya memang lebih banyak menyendiri di kamar. Berada di penghujung tahun tanpa progress berarti membuat saya sedikit hopeless. Hal yang tak sewajarnya berada di diri saya. Jika berbicara masalah bipolar, maka saya berada pada fase depresi. Begitu banyak masalah bersliweran dan semua harus di tanggung sendiri. Adalah hal wajar dalam kondisi seperti ini berbagi dengan teman-teman sesama pengusaha. But mereka sedang banyak event pameran di luar kota. Alhasil saya sendiri berada di Jogja. Mencoba kontak teman-teman via BBM pun mereka sibuk, menyelesaikan kuwajiban akhir tahunan. Ya sudah…toh biasanya juga sendiri bukan? Pemahaman bahwa “saya sendiri” itulah yang justru men-drive saya semakin terpuruk. Pikiran-pikiran negative menjadi sekat kreativitas. Continue reading