Inikah Penyebab Tidak Kunjung Hamil?

Istri saat kehamilan 30 minggu

Istri saat kehamilan 30 minggu

Ternyata butuh waktu 1 tahun 13 hari untuk kembali menulis sejak postingan saya terakhir “Wellcome Back!“. Wajar donk pengantin baru jadi lebih fokus untuk…..hahaha tebak sendiri dah. Oke, sebenarnya ini issue yang sangat sensitif. Tapi cukup menarik juga untuk di bahas, soal kehamilan. Mengingat banyak sekali yang memiliki problematika sama. Semoga menjadi jalan salah satu ikhtiar. Apalagi sebentar lagi moment lebaran, tentu menjadi beban berat bagi yang telah menikah namun belum kunjung memiliki momongan. T.T

Mendapat WA dari suami mitra bisnis memang cukup mengejutkan. Selain karena orangnya introvert, saya lebih banyak berinteraksi dengan sang istri yang memang ada kepentingan bisnis secara langsung. Saya mengenal mereka berdua sejak pacaran, pasangan yang klop, saling melengkapi karena satunya pendiam, satunya cukup masuk kategori cerewet untuk berdagang. Eits…tapi saya menang 1 point, tanpa pacaran tiba-tiba saya menikah sebelum mereka, meski dalam jeda waktu yang tak terlalu lama.

Alhamdulillah saat ini istri saya sudah usia kehamilan 30 minggu. Sementara mereka berdua masih dalam tahap berusaha. Dan inilah awal mula kegamangannya… “Mas, bagi tips donk untuk bisa cepat hamil, ibuku sudah nanyain terus…” Waduh, bicara soal tips hamil meski saya seorang Apoteker tapi tetap bukan ranahnya. Cuman karena saya dipaksa ya sekalian saya tulis di blog ajah. Boleh jadi banyak yang memiliki masalah sama namun malu untuk bertanya.

Bisa dibilang kehamilan istri saya tidak dalam waktu yang cepat, tidak juga lambat. Alhamdulillah saya diberi amanah pada usia pernikahan 7 bulan. Mengapa tidak cepat? Karena banyak kawan saya yang menikah sesudah saya namun langsung hamil. Tidak lambat karena banyak pula yang menikah sebelum saya namun belum dikaruniai anak. Dilingkungan terdekat pun bisa dibilang tidak sedikit, bahkan dulu yang membuat cukup khawatir karena kakak perempuan saya sendiri pun belum memiliki keturunan hingga usia pernikahan 15 tahun.

Oke, pertanyaan pertama. Sebenarnya kapan sih kita harus mulai khawatir karena tidak kunjung hamil? Menurut artikel yang saya baca, bukan artikel ilmiah sih tapi ditulis oleh seorang dokter kandungan. Ketika pernikahan sudah memasuki usia 1 tahun dan aktif melakukan hubungan suami istri dengan pasangan namun belum kunjung hamil, maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasinya apa? Salah satunya ya pemeriksaan kesehataan.

Saya tidak akan menulis tentang problematika kesehatan yang dialami masing-masing pasangan. Tapi lebih ke arah faktor “X”, mengapa demikian? Dari observasi saya, orang Jawa sebut dengan ilmu titen yang sangat sulit dibuktikan secara ilmiah. Kok saya lihat mereka yang belum dikaruniai anak itu memiliki faktor “X” yang sama. Apa itu? LUPA BAHAGIA…!!!

“Mengapa anak SMP pacaran kemudian melakukan hubungan suami istri di luar pernikahan malah langsung jadi? Ya karena mereka melakukan dalam kondisi yang bahagia dan tanpa beban!”

Bukan berarti saya setuju dengan hubungan di luar pernikahan yah. Namun ini realita, kebanyakan yang belum memiliki momongan itu memiliki probelamatika yang mirip-mirip. Apa ajah? Kita ulas sama-sama.

Khawatir masa depan, nah kalo ini lupa bahagianya saya.  Sesaat sebelum menikah goncangan ujian kehidupan menghampiri saya, bisnis sedang down. Sementara saya harus menanggung biaya pernikahan sendiri dalam angka yang cukup besar. Alhamdulillah saya bisa menjalani pernikahan tanpa terbebani hutang. Namun resikonya saya harus start bisnis dari nol. Saya terbuka dengan istri, saya tidak memiliki uang yang cukup, jadi harus bekerja sama. Bulan pertama saya setting bisnis Lulur Cendani untuk istri. Setiap hari berkutat dengan jualan online dan mengirim barang ke cargo. Rasa khawatir akan rezeki ini ternyata kesalahan fatal saya hingga pada bulan ke enam, saat ekonomi mulai membaik saya memutuskan untuk sejenak off. Bisnis saya sistemasi dan delegasikan ke karyawan, kami berdua terbang ke Bali tanpa beban. Alhamdulillah….sekembalinya ke Jogja positif.

Tinggal bersama mertua, nah ini cukup banyak istri yang stress karena suami maunya tinggal bersama mertua, resiko konflik tinggi. Kalo istri terus-terusan stress gimana mau cepat hamil? Mayoritas suami berdalih untuk menjaga orang tua (ibu biasanya). Alhamdulillah jika memang benar-benar demikian, yang penting bukan karena masih manja dan belum bisa lepas dari orang tua yah! But saran nih buat suami, banyak lho para istri yang ingin hidup mandiri lepas menikah meski hidup di kontrakan. Berbakti ke ibu bisa dengan banyak cara kok, percaya deh…

Cita-cita terlalu tinggi, ini cukup unik. Saya memiliki kolega yang sangat terobsesi dengan bisnisnya. Bagus sih, cuman tanpa sadar dia lupa bahagia. Tekanan pekerjaan dan fisik yang dipaksa bekerja siang malam membuat stress. Ironis bukan? Harta melimpah tapi tidak ada keturunan. Ada juga yang obsesi terhadap pendidikannya tinggi, lulus S1 harus S2, kemudian S3. Sekolaahhhhh terus….alasannya mumpung masih muda dan ada biaya. Eh kelar S3 usia udah ga optimal.

Kehamilan terprogram, hampir mirip dengan kasus di atas. Terprogram biasanya karena alasan karir atau capaian tertentu. MIsal mau punya anak kalo sudah punya rumah sendiri, eh lepas punya rumah ga hamil-hamil. Nah lho… Ndak usah deh di program-program, masing-masing anak membawa rezeki sendiri kok.

Menikah namun tidak bahagia, wah ini kebanyakan karena salah memilih pasangan. Ada banyak hal, misal karena sudah berumur kemudian asal menerima pinangan. Ketidak bahagiaan dalam pernikahan sangat kompleks. Misal di atas kurang cocok dengan mertua atau keluarga, masalah financial, cek-cok dll dsb dan dkk.

Trus solusinya gimana donk? Ya itu tadi, JANGAN LUPA BAHAGIA. Ini hanya beberapa hal penyebab mengapa tidak kunjung hamil berdasar pengalaman dan observasi penulis. Boleh lho share pengalaman lainnya di kolom komentar. Berbagi itu indah 🙂

2 thoughts on “Inikah Penyebab Tidak Kunjung Hamil?

Leave a comment