Tag Archives: Apa

Ngapain Si Mikir Inflasi?

Rupiah

Bank Indonesia merilis perkiraan terbaru mengenai inflasi pada tahun 2013 ini sebesar 9,5%.  Wow…angka yang hampir menembus 10%, cukup tinggi memang. Di tambah dengan dollar yang menembus angka IDR 11.000,- Tentu harga-harga yang berunsur “import” melambung tak tertahankan. Saat saya menulis ini pun, seluruh produsen tempe dan tahu di kampung (konon se-Indonesia) mogok produksi imbas harga kedelai yang melejit. Apa pasal? Lha wong kedelainya ajah import….. -.-“

Meski begitu, masih banyak lho kawan-kawan yang nyeletuk. “Ngapain sih kamu mikir inflasi? Kaya kurang kerjaan ajah?”

Sayanya si maklum, karena kebanyakan kawan-kawan yang nyeletuk seperti itu adalah abdi negara. Secara pemerintah akan menaikkan gaji sebagai kompensasi dari inflasi. Nominalnya si naik, tapi coba untuk beli barang yang sama, sepertinya bakal biasa sajah. Coba ingat, jaman saya lulus SMA sepuluh tahun lalu beli sepeda motor seri terbaru masih di kisaran harga 7 juta rupiah. Sekarang punya uang 7 jt cuman bisa buat DP alias uang muka sepeda motor terbaru. Nah…itulah namanya inflasi, penurunan daya beli….

Gampangannya begini, jika dalam setahun Anda berpenghasilan 100 juta, Maka karena pengaruh inflasi Anda akan kehilangan daya beli sebesar 9,5jt. Angka yang cukup besar bukan? Itu kenapa inflasi patut di pikirkan. Apalagi sebagai pengusaha, ini berarti tahun depan siap-siap menaikkan gaji sebesar 9,5% untuki kompensasi daya beli karyawan yang berkurang. Kalo sebagai karyawan? Hm udah di bela-belain kerja siang malam ternyata gede juga uang yang di curi si makhluk bernama inflasi ini. Hahahaha…

So masih mau mandang sebelah mata inflasi? Continue reading

Biaya Hidup atau Gaya Hidup

gaya hidup

Parade kegiatan di Jakarta telah usai, meninggalkan sejuta kenangan yang renyah dan mak nyus untuk di kenang. Sepekan berkumpul dengan orang-orang hebat dalam balutan Social Enterprise dari segala penjuru Indonesia sungguh menjadi pengalaman tak terlupakan. Hal yang sebelumnya tak pernah saya sangka, masih banyak pelaku wirausaha sosial yang tidak hanya memikirkan kesuksesan pribadi.  Namun sukses secara berjamaah itu lebih indah…

Ada yang menarik selama sepekan tinggal di ibu kota. Pihak panitia menyediakan hotel di kawasan Kemang, kawasan elit kaum expatriate dengan segala gaya hidup gemerlap. Kehidupan malam, cafe, atau tempat hiburan lain dengan suguhan live music yang mempesona. Uang mengalir deras untuk memenuhi gaya hidup urban, aish….sungguh miris untuk dikenang. Kebocoran finansial pun bak air bah yang menjebolkan dinding tabungan namun terasa begitu halus tanpa terasa. Gamang antara kebutuhan atau sekadar gaya… Continue reading