Saya sedikit tergelitik dengan sebuah artikel lama ketika blog walking malam ini. Diantara malam nan sahdu oleh gerimis hujan dan secangkir cokelat hangat saya mencoba untuk mencerna, memahami, dan mengaitkan dengan kejadian-kejadian di lingkungan saya sendiri. Sebuah judul yang cukup menarik bukan? Bahkan bisa menimbulkan kontroversi saya rasa.
Sejak kecil kita di cekoki dengan dongeng tentang kutukan anak yang durhaka. Bahkan saya yakin dongeng itu terus terngiang dalam diri kita, larut dalam alam bawah sadar. Tentang anak yang dikutuk menjadi batu, atau tiba-tiba berubah menjadi hewan selepas berlaku kasar kepada kedua orang tuanya. Tak jarang pula kita mencap durhaka kepada anak yang tidak berperilaku sesuai dengan keinginan. Namun pernahkah berfikir mengapa mereka berperilaku demikian? Sudah benarkah kita dalam mendidik mereka? Anak durhaka kepada kita, atau justru kita sendiri yang durhaka terhadap mereka? Mari kita renungi bersama-sama melalui artikel berikut yang saya repost sebagaimana aslinya. Continue reading